Pulau Bangka selama ini dikenal sebagai daerah kaya sumber daya mineral, terutama timah. Aktivitas pertambangan yang berlangsung selama puluhan tahun telah memberikan dampak ekonomi yang besar bagi masyarakat, namun di sisi lain juga meninggalkan jejak kerusakan lingkungan yang tidak sedikit. Lahan-lahan bekas tambang banyak yang terbengkalai, tandus, dan kehilangan vegetasi alami. Menyadari kondisi ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bangka mengambil langkah tegas melalui program penghijauan dan rehabilitasi lahan pascatambang, demi memulihkan ekosistem dan menjaga keberlanjutan lingkungan di masa depan.
Pemulihan Ekosistem Sebagai Prioritas
Program ini berfokus pada pemulihan ekosistem di area bekas tambang yang sebelumnya gersang dan tidak produktif. DLH Bangka melakukan berbagai kegiatan seperti penanaman pohon, penyebaran bibit tanaman lokal, serta pengelolaan tanah agar kembali subur. Jenis tanaman yang digunakan umumnya adalah spesies endemik dan cepat tumbuh seperti sengon, jambu mete, mahoni, dan akasia. Pemilihan tanaman tersebut tidak hanya mempertimbangkan daya tumbuh, tetapi juga potensi ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Selain itu, lahan bekas tambang yang memiliki potensi air dikelola menjadi kolam rehabilitasi atau kawasan perikanan darat. Hal ini bertujuan untuk mengubah lahan terbengkalai menjadi produktif kembali dan memberikan manfaat ekonomi jangka panjang bagi warga sekitar.
Kolaborasi antara Pemerintah dan Masyarakat
Keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga pada partisipasi masyarakat dan pihak swasta. DLH Bangka menggandeng perusahaan tambang, lembaga pendidikan, serta komunitas pecinta lingkungan dalam setiap tahap kegiatan. Dengan prinsip kolaborasi, masyarakat dilibatkan dalam proses penanaman hingga pemeliharaan tanaman agar hasilnya berkelanjutan.
Beberapa sekolah juga turut serta melalui kegiatan “Satu Siswa Satu Pohon”, sebuah gerakan yang menanamkan nilai cinta lingkungan sejak dini. Inisiatif ini terbukti efektif dalam meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap pentingnya menjaga alam.
Dampak Nyata di Lapangan
Hasil dari program penghijauan dan rehabilitasi lahan pascatambang mulai terlihat di berbagai wilayah Bangka. Lahan yang dulunya gersang kini mulai menghijau, burung dan satwa liar mulai kembali, serta kualitas tanah dan air menunjukkan perbaikan. Bahkan beberapa area bekas tambang kini dikembangkan sebagai kawasan wisata edukatif berbasis ekologi, seperti taman rehabilitasi dan kebun konservasi tanaman lokal.
Menuju Bangka yang Hijau dan Berkelanjutan
DLH Bangka menegaskan bahwa program penghijauan ini bukan sekadar proyek sementara, melainkan bagian dari visi jangka panjang menuju Bangka Hijau dan Berkelanjutan 2030. Dengan dukungan masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha, lahan pascatambang dapat menjadi simbol kebangkitan ekologi dan ekonomi daerah.
Menjaga lingkungan bukan hanya tanggung jawab lembaga tertentu, tetapi kewajiban bersama. Dengan semangat gotong royong dan kepedulian terhadap alam, Bangka kini menapaki jalan menuju masa depan yang lebih hijau, sehat, dan lestari.